Ingkar Nikmat Membawa Laknat

Info tasawuf news. Disamping mendulang amal dengan sabar, seorang hamba Allah juga bisa mengais pahala dengan bersyukur. Kenikmatan mempunyai dua mata ‘pisau’ yang berbeda. Satu sisi kenikmatan membawa rahmat bagi yang bersyukur, di sisi lain akan membawa nikmat bagi yang menginkarinya. Kalau kita mau merenung sejenak, maka kita akan mendapati diri kita ini adalah termasuk orang-orang yang pandai meminta tetapi tidak pandai untuk bersyukur, hampir setiap selesai melaksanakan sholat kita berdo'a memohon kehidupan yang baik dunia dan akhirat di sisi lain kita tidak prihatin dengan cara mensyukurinya.

Bersyukur dalam kaitannya bertambahnya amal diilustrasikan oleh al ghazali dalam kitabnya minhajul abidin bahwa bagaikan orang yang memberi makanan kepada hewan (burung) piaraan dalam sangkar, jika hewan tersebut diberi makan yang cukup dan di beri jodoh maka hewan tersebut akan bertambah banyak, barang siapa yang bersyukur maka Allah akan menambahkan kenikmatannya dan barang siapa bersyukur, sesungguhnya adzab Allah sangat pedih (QS. Ibrahim:7). dalam ayat lain juga diungkapkan bahwa orang bersyukur manfaatnya untuk diri orang yang bersyukur tersebut seperti firman Allah dalam al-Qur'an:

فمن يشكر فإنما يشكر لنفسه ومن كفر فإن الله غني حميد
Barang siapa yang bersyukur kepada Allah maka sama halnya ia bersyukur kepada dirinya dan barang siapa yang kufur maka sesungguhnya Allah maha kaya

Ayat di atas menyelipkan pesan bahwa, bersyukur bermanfaat untuk dirinya begitu juga kufur nikmat. Seringkali tanpa kita sadari bawah tipe manusia cenderung menghabiskan nikmat tapi tidak pandai bersyukur kepada sang pemberi nikmat. Syukur yang diartikan Imam Nawawi dalam Nur adh-dhalam yaitu: Menggunakan nikmat yang telah diberikan kepada kita atas dasar yang dikehendaki oleh yang memberi nikmat

Dari definisi di atas, inti bersyukur berarti mendistribusikan segala bentuk nikmat sesuai dengan perintah yang dikehendaki pemberi nikmat dalam rangka mencari ridhonya. Jelaslah kiranya bahwa tanpa syukur atas nikmat manusia akan larut dalam keserakahan. Efek psikis yang ditimbulkan oleh orang yang rakus adalah resah, tersiksa, dan mempunyai efek psikis lainnya. Pendek kata, orang yang tidak pandai bersyukur akan menambah beban hidup.

Pada kesimpulan akhirnya bahwa orang yang mendapatkan nikmat tetapi tidak pandai bersyukur akan menjadi bumerang bagi dirnya sendiri, Faktor utama penyebab keserakahan adalah kecenderungan melihat nikmat yang kita peroleh lebih sedikit daripada nikmat orang lain. Nikmat yang seharusnya sekecil apapun yang seharusnya disyukuri berubah menjadi sebaliknya. Atau dengan kata lain nikmat yang seharusnya menjadi bagian rahmat berubah membawa laknat.
Share:

No comments:

Post a Comment

Terimakash Atas kunjungan dan komentarnya ( salam persahabatan )

Popular Posts

Labels

Recent Posts

Motto

  • Membaca
  • Mengamalkan
  • Mennulis
  • Menyebarkan