29/1/2016 |
Jelang makan siang tanggal, 14 Januari 2016 tercatatan sejarah kelam bagi Jl. MH. Thamrin, Jakarta pusat akibat ledakan bom dan baku tembak antara aparat polisi dengan kelompok tak dikenal, korbanpun tak terelakkan, suasana Ibu Kota mendadak menjadi tegang dan mencengangkan, hujatan dan tanggapan dari berbagai pihak pun muncul seiring dengan terusiknya kenyamanan ibu kota tersebut, sebagian tanggapan menduga dilakukan oleh gerakan radikalisme atas nama agama, bahkan ada yang berasumsi karena faktor politik dan ekonomi. Penulis fokus pada penelusuran asal usul dan gerakan radikalisme dan motif pendorong dibaliknya.