• Sungai

    darinya laut di isi, beraneka bahan yang ia bawa, dari ikan hingga kotoran. Namun laut bersabar menampungnya. Kesabaran laut patut dicontoh.

  • Pagi Buta

    Semburat mentari di ufuk timur, masuk ke sela-sela rimbun dedaunan, ia hendak datang mengabarkan semangat beraktifitas meraih asa dan cita yang masih tersisa.

  • Malam

    Malam gemerlap bertabur bintang, bintang di langit dan di bumi. Mereka membawa cerita masing masing sebelum akhirnya masuk ke peraduan asmara.

  • Gunung

    Gunung yang kokoh, ia dibangun dengan kuasanya, bukan dengan bantuan kita. Manusia hanya bertugas merawatnya dengan baik dan amanah. Bumiku lestari

  • Siang

    Mentarinya menyinari pohon di dunia, keindahannya luar biasa.

Dialog antara Iblis dan Kiai

Info dialog iblis dan kiai Siang menjelang Adzan Jum’at. Ada Iblis di Masjid. Ia tampak begitu khusyuk dan para jamaah mulai berdatangan. Iblis itu bisa menjelma menjadi ratusan bentuk & masuk dari segala penjuru, lewat jendela, pintu, ventilasi, atau lubang pembuangan air, iblis juga masuk lewat telinga, ke syaraf mata, urat nadi, lalu menggerakkan denyut jantung setiap para jamaah yang hadir, termasuk Iblis juga menempel di setiap sajadah.

Terjadilah dialog antara Kiai dan Iblis. "Hai, Iblis!", panggil Kiai, ketika baru masuk Masjid itu. Iblis merasa terusik : "Kau kerjakan saja tugasmu, Kiai. Tak perlu kau larang aku. Ini hakku untuk mengganggu setiap orang dalam Masjid ini!", jawab Iblis dengan ketus. 


Share:

Popular Posts

Labels

Recent Posts

Motto

  • Membaca
  • Mengamalkan
  • Mennulis
  • Menyebarkan