Info Tafsir Al Jilani

Info tafsir, kalangan muslim merasa bangga, seolah ada energi baru dengan ditemukannya tafsir al jilani yang dikarang oleh sulthonul auliya' syeihk Abdul Qodir Al Jilani, kebanyakan dari kalanga muslim mengenalnya sebagai seorang sufi, tetapi info terbaru menunjukkan bahwa Syeikh Abdul Qodir adalah juga seorang mufassir yang baru baru ini karyanya ditemukan di sebuah perpustakaan di fatikan. Beberapa bulan yang lalu, tepatnya tanggal 22/10/11, Ketua Lembaga Takmir Masajid NU (LTM-NU), dalam sambutan di acara bedah kitab Tafsir al-Jilani, yang dihadiri secara langsung Dr. Muhammad Fadhil al Jilani dari Turki (juga cucu Syekh Abdul Qodir).

Kitab Tafsir al Jilani terdiri dari enam jilid. Kitab ini sempat mengandung kontroversi, karena ditemukan di perpustakaan Vatikan, kota suci umat Katolik. Sang penyunting yang juga cucu muallif, Muhammad Fadhil al-Jilani, melakukan penelitian sepanjang 32 tahun, dan telah mengunjungi 20 perpustakaan di beberapa negara.


Kitab ini menjadi menarik untuk dikaji karena, pengarangnya membuktikan tidak mudah terjebak pada kelompok kategori kelompok agama dan etnis, lihat saja misalnya, Syekh Abdul Qodir menafsirkan ayat ghoiril maghdlubi ‘alaihim waladlollim memaknai dengan orang-orang yang ragu dan berpaling dari jalan yang benar, serta orang-orang yang tertipu materi dunia dan syetan. Pada “umumnya”, para mufassir menafsirkan ayat di atas dengan dengan kaum Yahudi dan Nashrani.
Dari corak penafsiran semacam ini seolah memberikan gambaran bahwa kita tidak boleh terjebak pada pertengkaran etnis dan golongan dengan tuduhan mereka adalah dalam kesesatan sedangkan islam secara ‘institusi’ selalu dalam petunjuk. Islam selalu dalam petunjuk dan dan menempati jalan yang lurus jika islam tersebut dijadikan sebagai sumber ideologi dan bukan semata mata islamu ‘institusi’ 

Menurut Syeikh Fadhil beberapa kelebihan tafsir Al Jilany ini. Diantaranya adalah corak afektif syar’i dan ilmiah yang begitu kental dalam tafsir tersebut. Sebagai contoh, misalnya, ungkapan yang sering digunakan oleh para ahli tafsir dalam ayat pertama QS.Al-Ikhlash: “Katakanlah (wahai Muhammad).” Tetapi, Syekh tidak pernah memakai nama secara langsung melainkan dengan julukan, antara lain, “Wahai Rasul yang paling sempurna”, Wahai insan sempurna,” dan lain sebagainya.

Syekh Abdul Qodir al Jilani, terkenal sebagai seorang sufi besar. Ajaran sufistiknya terkenal dengan thoriqoh Qodiriyah. Di Indonesia, thoriqoh ini memiliki banyak pengikut. Oleh ulama Nusantara, Syekh Khatib Sambas, Qodiriyah digabungkan dengan thoriqoh Naqsabandiyah, dengan nama thoriqoh Qodiriyah wan naqsabandiyah.( 866
Share:

2 comments:

  1. Anonymous24/3/11

    pa inbox aq dunk tautan untuk ga terlalu mikirin sesuatu secara mendalam ...
    belakangan aq sering mikir yg berat2...

    ReplyDelete
  2. bisa minta infonya, apa tafsir ini udah dicetak n terdapat di toko2 kitab?

    ReplyDelete

Terimakash Atas kunjungan dan komentarnya ( salam persahabatan )

Popular Posts

Labels

Recent Posts

Motto

  • Membaca
  • Mengamalkan
  • Mennulis
  • Menyebarkan