Guru di Simpang Jalan Literasi dan Administrasi

Terbit, Februari 2025

Kehadiran guru sangat dibutuhkan oleh setiap bangsa dalam kerangka mencetak generasi penerus yang handal, di pundak mereka nasib bangsa ditentukan. John Dewey menekankan pentingnya pendidikan menjadi alat utama dalam membangun masyarakat maju. Dalam hal ini guru punya peran strategis menelurkan warga negara yang inovatif, produktif, kritis dan berdaya saing. Senada dengan teori perubahan sosial melalui pendidikan yang digagas Emile Durkheim yang mengatakan bahwa pendidikan adalah alat utama dalam membangun kohesi sosial dan integrasi masyarakat. Pendek kata, guru merupakan pilar utama dalam membangun kemajuan bangsa.

Kalau pembaca yang budiman setuju dengan mukaddimah di atas, berarti negara seharusnya selektif memilih guru dan memberi ruang pengayaan wawasan terhadap semua guru supaya up to date fokus tidak pecah dalam proses transformasi pengetahuan kepada anak didiknya. Namun faktanya tidak demikian, masih banyak guru yang disibukkan dengan administrasi yang menyita waktu.

Pagi-pagi, penulis garis bawahi, tulisan ini bukan bentuk peng-abai-an terhadap pentingnya administrasi guru, karena admninistrasi menciptakan efisiensi kerja, evaluasi siswa, profesionalisme dan kordinasi dengan orang tua. Tapi bila terlalu banyak dan bertele-tele dengan hal-hal yang bersifat administratif, bukan tidak mungkin menyebabkan defisit waktu untuk membaca.

Seyogyanya guru menjadi pembaca buku yang ‘rakus’ terhadap pengetahuan dan tidak cepat puas dengan penguasan meteri bahan ajar saja, melainkan meningkatkan perkembagan diri melalui banyak membaca, selain pengayaan wawasan juga sebagai teladan untuk siswa-siswinya, sesuai adagium Jawa guru itu digugu dan ditiru.

Sungguh memprihatinkan baca di Indonesia. Berdasarkan data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia tergolong rendah,  menempati peringkat ke-60 dari 61 negara, sekitar 0,001% dari populasi yang gemar membaca, atau 1 dari 1.000 orang. Perkara seperti ini harus mendapat perhatian serius dari semua elemen bangsa.

Apabila bangsa se-kaya Indonesia dengan anugerah sumber daya melimpah, serta bonus demografi yang dimiliki tidak dikelolah dengan baik, maka kelak akan menjadi bumerang bagi bangsa itu sendiri. Bukan rahmat didapat melainkan laknat.

Dahulu saya pernah mendengar pidato BJ. Habibie yang mengatakan bahwa rakyat yang banyak satu sisi anugerah, tetapi bila salah kelolah akan menjadi prahara bagi bangsa itu sendiri, karena masyarakat yang banyak secara otomatis kebutuhan logistiknya besar dan rentan masalah. Oleh sebab itu butuh SDM yang kreatif, inovatif dan bijak. Pengkaderannya adalah sejak dibangku sekolah dan tumpuan harapannya adalah kualitas guru.

Berbagai strategi diupayakan, perpustakaan didirikan, bahan ajar dicetak, kontennya dibuat semenarik mungkin, namun kadang dilupakan, bahwa minat baca murid harus diimbangi minat baca guru, bila minat baca guru rendah secara otomatis minat baca murid ikut rendah. Ingat bahwa Hasil penelitian John Hattie seorang profesor dari Australia sekaligus peneliti dalam penelitiannta menunjukkan bahwa guru adalah faktor terpenting dalam keberhasilan siswa.

 ***

Sudah bukan rahasi ada sekian banyak guru mengeluh bukan karena kegiatan belajar mengajar melainkan terlalu disibukkan dengan segudang tugas administrasi yang harus diisi, hal ini menyita konsentrasi guru dalam pengajaran, antara lain, program tahunan, laporan program semester, silabus, analisis kopentensi, prosedur penilaian, RPP, jurnal guru, buku presensi, daftar nilai, pembuatan modul, pembuatan soal dan lain sebagainya. Belum lagi tuntutan administrasi dari lembaga dimana guru ditempatkan. Jadi, sebenanrnya aktifitas guru tidak hanya pada proses mengajar, melainkan guru juga harus melaksanakan evaluasi yang holistik dan formatif.

Mantan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim juga pernah menyampaikan hal ini terkati dengan beban administrasi, menurutnya "Tantangan lain yang sampai hari ini masih sering menjadi kendala peningkatan mutu pendidikan adalah tugas-tugas administrasi yang harus diselesaikan guru dan kepala sekolah," (Kamis, 20 Mei 2021)

Untuk menjadi model guru sesuai yang diharapkan, dibutuhkan solusi yang salah satunya adalah  mengurangi beban administratif, di era modern ini seharusnya informasi bisa digali dengan cepat dan akurat tanpa harus mengumpulkan bukti yang juga terkadang karya editan..Bila guru masih dihadapkan dengan sederet aturan administrasi, lebih-lebih yang bersifat formil maka fokus mengajar dan pengembangan diri berkurang sedang beban administrasi terus menghantui
Share:

No comments:

Post a Comment

Terimakash Atas kunjungan dan komentarnya ( salam persahabatan )

Popular Posts

Labels

Judul Tulisan

Recent Posts

Motto

  • Membaca
  • Mengamalkan
  • Mennulis
  • Menyebarkan