Metamorfosa Kebahagiaan

Malam ini, saya mendapat BBM yang sangat inspiratif dan menusuk hati, dari sahabat yang sekaligus penasehat harian melalui HP pintarnya. Isi dari BBM Mas Budi Purnomo itu adalah sebagai berikut;

Selamat malam kawan, cobaan dan musibah yang anda alami sekarang ini bisa jadi adalah rencana-NYA, agar lebih siap untuk menerima sesuatu yang lebih indah dan lebih besar di masa depan. [semoga anda tabah dan baik baik saja]

Rajutan kalimatnya landai dan terkesan pelan saat diucapkannya, tetapi kekuatannya menggetarkan sanubari semua insan manusia. Betapa tidak! semua manusia membutuhkan kebahagiaan selama nuraninya sehat wal afiat, Hanya penderita kelainan jiwa yang tidak menginginkan kebahagiaan. 
Ujian, cobaan dan musibah atau apa saja yang semakna telah dipersiapkan oleh Allah untuk hambanya, sebagai bahan ajar guna menaikkan kelas spiritualnya, semakin ia rapi dan bijak dalam penyelesaiannya, maka semakin bagus nilainnya. Kelak dalam perangkingan malaikat, ia akan mendapat ranking yang tinggi sebagai hamba yang bersabar. Pahala sabar tidak terbatas, saking besarnya pahala sabar, samai Allah tidak memberi gambaran verbalnya, pahala orang sabar itu tak terhitung. Allah berfirman dalam QS. Az-Zumar: 10

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. Bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.

Dalam perjalanan kejiwaan manusia pada umumnya, musibah dan ujian menuju kebahagiaan bak metamorfosanya ulat menjadi kepompong, kemudian menuju metamorfosa yang sempurna yaitu kupu-kupu. Telah kita ketahui bersama bahwa, kepompong yang akan merubah diri menjadi kupu-kupu ditengah prosesnya, ia melepaskan berbagai racun yang ada dalam dirinya pada saat menjadi ulat, setelah sukses membersihkannya, maka berubah wujud menjadi makhluk yang benar benar beda dari sebelumnya. Kepompong berubah menjadi kupu kupu yang indah. Saat menjadi ulat ia ditakuti dan di benci, tetapi kupu-kupu selalu dicintai dan di cari-cari

Seperti itulah metamorfosanya ujian dan cobaan menjadi kebahagiaan. Proses dari cobaan menuju kebahagiaan diharapkan bisa diambil pelajaran berharga, bagaimana memperlakukan kebahagiaan yang semestinya. Saat musibah telah sirna diharapkan menjadi manusia yang kesadarannya telah terbangun secara total dan sempurna. Yakni, menjadi manusia yang gemar berbagi kebahagiaan dengan manusia lainnya yang sedang dirundung musibah serta peka dengan lingkungan sekitarnya, bukan malah sebaliknya, lincah menari-nari di atas beban dan penderitaan orang lain.

Kebahagiaan yang telah merasuk ke dalam suatu individu yang bersih tanpa racun kejahatan akan menimbulkan pantulan kebahagiaan kepada orang-orang di sekelilingnya. Siapapun ikut senang melihatnya, eksistensinya bagaikan kupu-kupu, dari anak-anak hingga nenek-nenek samuanya suka.
Share:

2 comments:

  1. betul bro...apapun yang kita alami adalah cobaan. Kadang berupa kesenangan dan kadang juga musibah. Harus pandai-pandai bersyukur dan bersabar...

    ReplyDelete
  2. Ini kutipan sungguh Enak dibaca, saya mengenal Pak Wie dari ide2 segarnya ketika berbicara tentang mendalami agama. Pertemuan pun sering kita lakukan dalam rangka untuk mengenal sosok Pak Wie sebagai ulama yang sederhana dan bersahaja. Menarik sekali jika dapat ngobrol lebih jauh bersama Pak wie. Selamat pak wie, semoga tetap teguh dalam membenahi Moral Ummat.

    ReplyDelete

Terimakash Atas kunjungan dan komentarnya ( salam persahabatan )

Popular Posts

Labels

Recent Posts

Motto

  • Membaca
  • Mengamalkan
  • Mennulis
  • Menyebarkan