• Sungai

    darinya laut di isi, beraneka bahan yang ia bawa, dari ikan hingga kotoran. Namun laut bersabar menampungnya. Kesabaran laut patut dicontoh.

  • Pagi Buta

    Semburat mentari di ufuk timur, masuk ke sela-sela rimbun dedaunan, ia hendak datang mengabarkan semangat beraktifitas meraih asa dan cita yang masih tersisa.

  • Malam

    Malam gemerlap bertabur bintang, bintang di langit dan di bumi. Mereka membawa cerita masing masing sebelum akhirnya masuk ke peraduan asmara.

  • Gunung

    Gunung yang kokoh, ia dibangun dengan kuasanya, bukan dengan bantuan kita. Manusia hanya bertugas merawatnya dengan baik dan amanah. Bumiku lestari

  • Siang

    Mentarinya menyinari pohon di dunia, keindahannya luar biasa.

Showing posts with label kisah inspiratif. Show all posts
Showing posts with label kisah inspiratif. Show all posts

Jejak yang Tak Mati: Ziarah ke Pusara Para Wali

Kawasan makam Sunan Ampel
 Kemarin, tiga hari lamanya menembus gelap malam menerjang teriknya siang bolong berziarah ke makam-makam wali di Jatim, tak kurang dari tujuh belas titik yang sengaja kami ziarahi. Ada banyak hal penting yang perlu dikenal dan diambil ‘ibrah dari perjalanan religi tersebut. 

Ziarah bukan sekadar langkah kaki menuju tanah sunyi, bukan sekedar menunduk di hadapan batu nisan dan harum bunga setaman. Ziarah menjadi perjalanan spiritual dengan kaki menapak lembut di antara tanah dan langit, relung fikiran kita berada antara fana dan abadi. 

Di sana, di balik pusara, tersimpan sejarah jiwa-jiwa besar yang telah menyelesaikan tugas sucinya: menjadi hamba Allah seutuhnya, menjadi cahaya di tengah gelapnya dunia. Ziarah ke makam para wali, bukan sekadar mengingat kematian yang pasti, tetapi juga menyaksikan bukti, bahwa hidup bisa berakhir tanpa benar-benar mati. Bahwa ada manusia, yang amalnya menjelma harum, yang namanya dikenang bukan karena dunia, tetapi karena cintanya kepada Yang Maha Esa. 

Makam para wali adalah monumen hidup, situs keabadian yang disingkap oleh Allah kepada mereka yang ingin mencari arah. Ia bukan berhala yang disembah, tetapi pelita yang menuntun, bahwa manusia bisa menjadi mulia, bila hidupnya untuk Allah semata. 

Lihatlah, berapa banyak kaki melangkah ke sana, bukan untuk menyembah, tapi untuk berharap: agar hatinya diberi bara yang sama, bara cinta yang membakar dunia demi akhirat, bara dzikir yang menembus malam-malam dingin, bara amal yang tak haus pujian. 

Ziarah adalah pelajaran tanpa suara. Ia mengajarkan bahwa hidup ini bukan tentang panjang usia, tetapi tentang bagaimana meninggalkan jejak yang tak dilupa. Bahwa ada ruh-ruh mulia yang tubuhnya telah kembali ke tanah, tapi inspirasinya terus hidup, mengalir dalam doa, dzikir, dan air mata. 

Maka, wahai diri…ketika engkau bersimpuh di depan pusara para wali, jangan sekadar menunduk. Bangkitkan hatimu.Tanyakan pada dirimu sendiri: Apakah aku sedang berjalan di jalan yang sama? Ataukah hanya singgah sebagai tamu tanpa tujuan? Karena sungguh, makam para wali bukan sekadar tempat, tetapi cermin jiwa yang mengingatkan, bahwa menjadi hamba yang dicintai Allah itu nyata, dan bisa diraih— bila hidup ini benar-benar untuk-Nya.

Share:

KH. Ahmad Maimun Adnan Sumber Inspirasi

KH. Ahmad Maimun Adnan adalah sosok kharismatik pemangku pondok pesantren Al Ishlah Bungah Gresik, di pesantren itulah saya mengeyam dan belajar ilmu agama, KH Ahmad Maimun Adnan  sumber inspirasi dalam kehidupan saya, dari kesederhanaannya, istiqomahnya dan kedalaman falsafah hidupnya, di pondok itu pula saya banyak mengenal teman teman santri yang cerdas dengan segala keunikannya.

Karena usianya yang sudah lanjut tersiar kabar dari salah satu media sosial bahwa beliau jatuh terpleset, sejak itu pula terhitung tanggal 4 Pebruari 2015 saya sudah mempersiapkan diri dan mengumpulkan ‘amunisi’ untuk bekal pulang kampung dan sowan seorang diri, agar simpel dan ekonomis, isteri saya sangat setuju dengan hal itu. Rasanya tak sabar menunggu tanggal kepulangan yang terjadwal tanggal 24 Pebruari 2015, hari demi hari saya ikuti berita keadaan Romo Yai dengan seksama dari grup WA. Sembari mempersiapkan tugas yang harus saya tinggalkan pada saat kepulangan tersebut.

Namun sontak lidah terdiam seribu bahasa pada saat disela-sela badminton di hall Focus, Selasa 17 Pebruari mendapat kabar mengejutkan bahwa beliau telah berpulang keharibaan-Nya, rupanya manusia hanya bisa berencana selanjutnya Allah lah yang menentukan segalanya, manusia yang lemah ini harus bertekuk lutut di bawah takdir-Nya. Hanya butiran air mata yang masih tertahan dipelupuk mata ini sembari iringan doa dipanjatkan semoga Almaghfurlah menemui akhir hidupnya dengan khusnul khatimah.

Berikut ini foto lautan manusia saat mengiring jenazah ke tempat peristirahatan beliau yang terakhir

 



17 Pebruari 2015/ 27 Rabiul Akhir

Kini... estafet perjalanan Al Ishlah dipegang oleh putra beliau Gus Ahmad Thohawi Hadin, Al Ishlah jilid II ini, insyaallah masih selaras dengan ajaran almaghfurlah, kita semua sebagai santri, alumni, masyarakat muslim di Gresik khususnya akan terus berdoa semoga sukses selalu. Dan seluruh keluarga KH. Ahmad Maimun Adnan dan semua dzurriyahny semaoga diberi kesabaran Amiin
Share:

Rukhsah Dalam Puasa Ramadhan

Puasa adalah ibadah wajib yang harus dilakukan oleh setiap orang islam yang sudah akil baligh, baik laki-laki maupun perempuan, bagi seseorang yang tidak berpuasa maka Allah akan mengancam dengan siksaan yang berat bagi orang yang meninggalkan puasa dengan sengaja

Sebuah kisah dari sahabat Abu Umamah Al Bahili ra. Beliau (Abu Umamah) menuturkan bahwa beliau mendengar Rasul saw bersabda: 

Ketika aku tidur, aku didatangi oleh dua orang laki-laki, lalu keduanya menarik lenganku dan membawaku ke gunung yang terjal. Keduanya berkata: ”Naiklah”. Lalu kukatakan,: ”Sesungguhnya aku tidak mampu.” Kemudian keduanya berkata,: “Kami akan memudahkanmu”. Maka aku pun menaikinya sehingga ketika aku sampai di kegelapan gunung, tiba-tiba ada suara yang sangat keras. Lalu aku bertanya: “Suara apa itu?” Mereka menjawab: “Itu adalah suara jeritan para penghuni neraka.” Kemudian dibawalah aku berjalan-jalan dan aku sudah bersama orang-orang yang bergantungan pada urat besar di atas tumit mereka, mulut mereka robek, dan dari robekan itu mengalirlah darah.” Kemudian aku (Abu Umamah) bertanya,: “Siapakah mereka itu?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,: “Mereka adalah orang-orang yang berbuka (membatalkan puasa) sebelum tiba waktunya.” (HR. An-Nasa’i dalam Al Kubra, sanadnya shahih.)
Share:

Komunikasi Sumber Keharmonisan

kisah keluarga bahagia yang akan saya sajikan ini sekitar masalah komunikasi sumber kebahagiaan. Ada sebuah keluarga bahagia, tetapi gara-gara tidak ada bangunan komunikasi yang rapi sehingga berujung berantakan dan bubarrr. maaf kisah ini hanya fiktif belaka, mohon maaf apabila ada kesamaan nama.

Lelaki lemah lembut itu namanya Bahagio sedang isterinya yang jelita dengan rambut lembut dan rapi itu namanya Siti Sakinah, sejak tunangan bahagio sangat tertarik kelembutan gaya rambut Siti Sakinah, sebaliknya Siti Sakinah entah karena jodoh atau kenapa, ia sangat kagum kegagahan Bahagio TERUTAMA dengan balutan jam tangan di tangan kirinya itu, konon pemberian kakaknya. Namun hal sepele ini tidak pernah dikomunikasikan dari kedua belah pihak.

Dua insan ini memadu kasih sudah sekian lama, keduanya saling memberi serta menjaga keutuhan cintanya sejak dipelaminan, keluarga terbina akur hingga beberapa tahun lamanya, pada tahun ke-sepuluh badai kebangkrutan dari usahanya menimpa, tak pelak lagi mereka harus pontang panting memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, beruntung masih belum punya momongan.

Suatu hari jam tangan yang dipakai oleh bahagio ini tali pengikatnya putus, melihat kondisi ini sang isteri pun sedih, tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena paceklik sedang melanda keluarganya, jangankan untuk membeli tali jam tangan suami, untuk ngurus rambutnya saja sudah mulai terabaikan karena minimnya biaya.

pada hari yang bersamaan di ulang tahun pernikahannya yang ke-sepuluh, mereka ingin sama-sama memberi surpraise. Diam-diam bahagio pergi ke pasar menjual jam tangannya yang sudah putus talinya, ia rela berkorban untuk sang pujaan hati yaitu Siti Sakinah yang rambutnya mulai kusut tidak teratur. Dengan bersenandung bahagia sambil mengayun sepeda mini, ia membayangkan isterinya pasti akan merasa senang dengan segala obat dan peralatan kecantikan penata rambut barunya.

Di lain pihak, Siti Sakinah yang pergi ke pasar, diam-diam ia memotong rambutnya untuk dijual berharap bisa membeli tali jam tangan suaminya yaitu Bahagio yang putus kemarin lusa. Dia bungkus dengan indah untuk dipersembahkan ke sang suami, karena dari jam tangan warisan saudaranya itulah ia dulu pernah jatuh cinta ha..ha.ha..

Sesampainya di rumah, suami kaget bukan kepalang melihat rambut isterinya pendek dan tidak seindah saat akan ditunangkan. Begitu juga dengan sang isteri, kini hari-harinya sangat mengecewakan karena tidak tampak lagi sang suami gagah seperti saat memakai jam tangan. Singkat kata makin hari tidak ada kecintaan di antara keduanya dan bubarlah rumah tangga mereka.

kisah fiktif ini memberikan pelajaran kepada kita semua, bahwa sanagat dibutuhkan komunikasi, hal sepele-pun harus dikomunikasikan, supaya sama sama mengerti dan memahami apa yang diinginkan oleh pasanagan kita. baca juga metamorfosa kebahagiaan
Share:

Dialog antara Iblis dan Kiai

Info dialog iblis dan kiai Siang menjelang Adzan Jum’at. Ada Iblis di Masjid. Ia tampak begitu khusyuk dan para jamaah mulai berdatangan. Iblis itu bisa menjelma menjadi ratusan bentuk & masuk dari segala penjuru, lewat jendela, pintu, ventilasi, atau lubang pembuangan air, iblis juga masuk lewat telinga, ke syaraf mata, urat nadi, lalu menggerakkan denyut jantung setiap para jamaah yang hadir, termasuk Iblis juga menempel di setiap sajadah.

Terjadilah dialog antara Kiai dan Iblis. "Hai, Iblis!", panggil Kiai, ketika baru masuk Masjid itu. Iblis merasa terusik : "Kau kerjakan saja tugasmu, Kiai. Tak perlu kau larang aku. Ini hakku untuk mengganggu setiap orang dalam Masjid ini!", jawab Iblis dengan ketus. 


Share:

Popular Posts

Labels

Judul Tulisan

Recent Posts

Motto

  • Membaca
  • Mengamalkan
  • Mennulis
  • Menyebarkan